Artikel Singkat tentang Contoh Pluralisme dan Toleransi di Indonesia
Indonesia sebagaimana kita ketahui adalah negara yang beragam agama dan suku bangsa, beragam adat istiadat dan budaya. Indonesia terlalu berwarna untuk pemikiran monokrom. Keberagaman ini adalah satu hal yang tidak untuk disatukan, akan tetapi untuk diterima dan dihargai dengan kebaikan. Pada kenyataannya tak semudah itu. Kita sendiri mungkin yang sudah merasa "toleran" terkadang pernah berpemikiran sentimen negatif terhadap golongan tertentu.
Misal sobat kosngosan melihat orang menutup auratnya saat berenang karena dia menjalankan ajaran agamanya. Pasti saja ada orang yang mencibirnya dari belakang, atau sebaliknya ada orang mengenakan bikini saat berenang karena memang nyaman dipakai, tak sedikit pula orang yang akan mencibirnya.
Dari dua contoh tersebut saja sobat kosngosan bisa mengambil pelajaran bahwa yang terlihat di bangsa kita saat ini belum sepenuhnya merdeka, setidaknya dalam hal berpakaian saja kita masih mendapat penilaian aneh-aneh dari lingkungan sekitar.
Contoh lebih ekstrim lagi adalah pelarangan membangun rumah ibadah atau bahkan pengrusakan rumah ibadah yang masih terjadi di Indonesia. Ini membuat kita bertanya-tanya tentang substansi sila pertama yang di injak-injak bahkan oleh orang yang bertuhan, sungguh ironi.
Baca juga : Contoh Kearifan Lokal yang Berasal dari Daerah di Indonesia
Pada sisi lain, terdapat sekelompok orang yang menganggap melakukan adat istiadat leluhur yang sudah membudaya merupakan suatu hal yang salah, entah sesat atau kemunduran alasannya beragam. Yang pasti modernisasi seperti apapun tidak harus menghilangkan sendi budaya yang lahir dari rahim persatuan.
Siapapun, orang Indonesia yang merasa dirinya tidak diberi pilihan yang baik, tidak di fasilitasi dengan baik oleh Indonesia, maka jangan salahkan orang itu kalo dia menjadi tidak Indonesia.
Orang beragama ingin mendapat ketenangan dalam beribadah, orang beragama ingin menjalankan ajaran agama nya dalam kehidupan tanpa intervensi dari pemerintah ataupun pihak lain.
Saudara kita yang jauh di perbatasan sana, ingin fasilitas yang memadai, ingin pendidikan yang baik, ingin menjadi bagian dari Indonesia seutuhnya. Maka jangan dulu anggap gerakan separatisme adalah pemberontakan dan harus ditumpas oleh militer. Lihat dulu latar belakangnya, alasan apa yang membuat mereka ingin memisahkan diri.
Contoh lain saat Provinsi Timor Leste saat itu masih menjadi bagian Indonesia merupakan daerah paling miskin di Indonesia dengan angka kematian ibu dan anak yang tinggi.
Mereka membaca buku pelajaran yang mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya tapi fakta di daerah mereka berbanding terbalik. Mereka merasa tidak Indonesia karena kurang di perhatikan, barulah ketika separatisme mencuat pemerintah ambil tindakan.
Sederhananya, menjadi Indonesia adalah berhenti mengkotak-kotakan manusia. Sobat kosngosan bisa memulai dengan berhenti berkata dia A saya B kamu C. Celana cingkrang dan Cadar bukan sobat gurun. Jidat item bukan pro Khilafah. Orang yang menyuarakan persatuan bukan sobat telorasin.
Orang yang menyuarakan keresahan pada Islam bukan anti atau justru benci terhadap Islam. Orang di pelosok yang sedang menjalankan budaya leluhur mereka bukanlah suatu kemunduran.
Jika stigma-stigma tersebut masih berada di otak kita, kita perlu belajar lagi tentang Indonesia. Melihat Indonesia seutuhnya bukan dari sentimen di Sosial media. Karena apa yang kita lihat di sosial media, sangat jauh berbeda dengan keadaan yang sebenarnya.
Mengingat kita adalah negara demokrasi, pilihan tentu saja menjadi hal yang lumrah. Justru semakin banyak pilihan semakin bagus. Orang bisa memilih apapun yang dia kehendaki. Kebebasan merupakan salah satu hak asasi manusia.
Sejatinya kita bisa memilih berpakaian seperti apapun tanpa harus terganggu orang yang tidak terima dengan pakaian tersebut. Kita bebas pergi kemanapun menghiraukan orang yang tidak suka tempat tersebut. Orang bisa memposting apapun di sosial media tanpa peduli orang suka atau tidak suka dengan postingan dia.
Mimin jadi terpikir untuk mengkutip ayat dari Al-quran yang sangat menjunjung tinggi keadilan, yang kira kira artinya adalah sebagai berikut :
Baca juga : Contoh Keberagaman Individu dalam Kegiatan Masyarakat
Tentunya dengan kebebasan tersebut kita juga diberikan batasan, berupa aturan yang mengikat untuk memberikan hak bagi orang lain juga. Kita tidak bisa bebas sebebas bebasnya dalam melakukan apa yang kita mau, namun ada hak orang lain juga yang harus kita hormati sebagia mahluk sosial.
Sebenarnya masih panjang lagi pembahasan tentang Indonesia ini, tapi artikel ini mimin cukupkan sampai disini. Mimin ingin menyimpan topik lain terkait hal ini untuk postingan selanjutnya mungkin. Doakan saja, adsense semakin mengalir dan mimin semakin semangat untuk menulis buat kalian. Jangan lupa bagikan tulisan ini dan berikan komentar kalian dibawah.
Misal sobat kosngosan melihat orang menutup auratnya saat berenang karena dia menjalankan ajaran agamanya. Pasti saja ada orang yang mencibirnya dari belakang, atau sebaliknya ada orang mengenakan bikini saat berenang karena memang nyaman dipakai, tak sedikit pula orang yang akan mencibirnya.
Dari dua contoh tersebut saja sobat kosngosan bisa mengambil pelajaran bahwa yang terlihat di bangsa kita saat ini belum sepenuhnya merdeka, setidaknya dalam hal berpakaian saja kita masih mendapat penilaian aneh-aneh dari lingkungan sekitar.
Contoh lebih ekstrim lagi adalah pelarangan membangun rumah ibadah atau bahkan pengrusakan rumah ibadah yang masih terjadi di Indonesia. Ini membuat kita bertanya-tanya tentang substansi sila pertama yang di injak-injak bahkan oleh orang yang bertuhan, sungguh ironi.
Baca juga : Contoh Kearifan Lokal yang Berasal dari Daerah di Indonesia
Pada sisi lain, terdapat sekelompok orang yang menganggap melakukan adat istiadat leluhur yang sudah membudaya merupakan suatu hal yang salah, entah sesat atau kemunduran alasannya beragam. Yang pasti modernisasi seperti apapun tidak harus menghilangkan sendi budaya yang lahir dari rahim persatuan.
Siapapun, orang Indonesia yang merasa dirinya tidak diberi pilihan yang baik, tidak di fasilitasi dengan baik oleh Indonesia, maka jangan salahkan orang itu kalo dia menjadi tidak Indonesia.
Orang beragama ingin mendapat ketenangan dalam beribadah, orang beragama ingin menjalankan ajaran agama nya dalam kehidupan tanpa intervensi dari pemerintah ataupun pihak lain.
Saudara kita yang jauh di perbatasan sana, ingin fasilitas yang memadai, ingin pendidikan yang baik, ingin menjadi bagian dari Indonesia seutuhnya. Maka jangan dulu anggap gerakan separatisme adalah pemberontakan dan harus ditumpas oleh militer. Lihat dulu latar belakangnya, alasan apa yang membuat mereka ingin memisahkan diri.
Contoh lain saat Provinsi Timor Leste saat itu masih menjadi bagian Indonesia merupakan daerah paling miskin di Indonesia dengan angka kematian ibu dan anak yang tinggi.
Mereka membaca buku pelajaran yang mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya tapi fakta di daerah mereka berbanding terbalik. Mereka merasa tidak Indonesia karena kurang di perhatikan, barulah ketika separatisme mencuat pemerintah ambil tindakan.
Wujud Toleransi dan HAM
Sederhananya, menjadi Indonesia adalah berhenti mengkotak-kotakan manusia. Sobat kosngosan bisa memulai dengan berhenti berkata dia A saya B kamu C. Celana cingkrang dan Cadar bukan sobat gurun. Jidat item bukan pro Khilafah. Orang yang menyuarakan persatuan bukan sobat telorasin.
Orang yang menyuarakan keresahan pada Islam bukan anti atau justru benci terhadap Islam. Orang di pelosok yang sedang menjalankan budaya leluhur mereka bukanlah suatu kemunduran.
Jika stigma-stigma tersebut masih berada di otak kita, kita perlu belajar lagi tentang Indonesia. Melihat Indonesia seutuhnya bukan dari sentimen di Sosial media. Karena apa yang kita lihat di sosial media, sangat jauh berbeda dengan keadaan yang sebenarnya.
Mengingat kita adalah negara demokrasi, pilihan tentu saja menjadi hal yang lumrah. Justru semakin banyak pilihan semakin bagus. Orang bisa memilih apapun yang dia kehendaki. Kebebasan merupakan salah satu hak asasi manusia.
Sejatinya kita bisa memilih berpakaian seperti apapun tanpa harus terganggu orang yang tidak terima dengan pakaian tersebut. Kita bebas pergi kemanapun menghiraukan orang yang tidak suka tempat tersebut. Orang bisa memposting apapun di sosial media tanpa peduli orang suka atau tidak suka dengan postingan dia.
Mimin jadi terpikir untuk mengkutip ayat dari Al-quran yang sangat menjunjung tinggi keadilan, yang kira kira artinya adalah sebagai berikut :
... Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum membuatmu tidak berlaku adil. Berbuat adillah karena ia lebih mendekati ketakwaan... (QS. Al Maa’idah: 8)
Baca juga : Contoh Keberagaman Individu dalam Kegiatan Masyarakat
Kata Penutup
Tentunya dengan kebebasan tersebut kita juga diberikan batasan, berupa aturan yang mengikat untuk memberikan hak bagi orang lain juga. Kita tidak bisa bebas sebebas bebasnya dalam melakukan apa yang kita mau, namun ada hak orang lain juga yang harus kita hormati sebagia mahluk sosial.
Sebenarnya masih panjang lagi pembahasan tentang Indonesia ini, tapi artikel ini mimin cukupkan sampai disini. Mimin ingin menyimpan topik lain terkait hal ini untuk postingan selanjutnya mungkin. Doakan saja, adsense semakin mengalir dan mimin semakin semangat untuk menulis buat kalian. Jangan lupa bagikan tulisan ini dan berikan komentar kalian dibawah.