Contoh Hikayat Kerajaan Singkat tentang Kehidupan
Apakah kamu sedang mencari teks cerita Hikayat? Hikayat sangat kental hubungannya dengan kehidupan kerajaan. Karena biasanya cerita ini disebarkan dari mulut ke mulut di masa kerajaan terdahulu. Bagi kalian yang penasaran mengenai salah satu dari jenis sastra lama yang berasal dari kebudayaan melayu ini, bisa mengikuti pembahasan dari kosngosan kali ini.
Hikayat sering kita temui pembahasannya pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Hanya dia dikutip, kemudian kita akan menentukan amanat, penokohan, atau alur ceritanya seperti apa.
Hampir sama dengan materi pembelajaran dari karya sastra lain seperti pantun, puisi, gurindam, cerpen, novel dan lainnya, kita harus mengetahui pengertian dan ciri-ciri dari hikayat sebelum mengerjakan soal yang menyangkut tentang karya sastra ini.
Hikayat adalah salah satu karya sastra lama yang berbentuk prosa yang menceritakan mengenai kehidupan keluarga istana, kaum bangsawan dan orang-orang terkenal dengan segala kehebatan dan kisah kepahlawanannya.
Hikayat sangat erat kaitannya dengan kebudayaan melayu klasik, yang berkembang dan tersebar akibat dari proses komunikasi yaitu saling bercerita atau menceritakan untuk tujuan sebagai hiburan atau meramaikan suatu acara
Sobat kosngosan harus tahu mengenai perbedaan hikayat dengan cerita modern seperti cerita pendek atau novel. Ruang lingkup hikayat terbatas dan biasanya memiliki ciri-ciri seperti berikut :
1. Anonim, yaitu tidak jelas siapa pengarangnya, karena diceritakan dari mulut ke mulut tanpa sumber yang jelas.
2. Istana Sentris, yaitu bercerita tentang tokoh yang berkaitan dengan kehidupan istana atau kerajaan
3. Statis, ceritanya tidak berkembang atau tetap atau tidak banyak terjadi perubahan
4. Sifatnya Komunal, berarti menjadi milik masyarakat
5. Penggunaan bahasa klise atau yang diulang-ulang
6. Tradisional, suatu kebiasaan untuk meneruskan budaya atau tradisi yang baik
7. Didaktis, yaitu ceritanya mendidik, mengandung pesan moral dan religi
8. Mengandung nilai universal manusia, menceritakan peperangan antara yang baik dengan yang buruk dan dimenangkan oleh yang baik.
9. Bersifat Magis, mengandung cerita dengan dunia khayal imajinasi yang indah dan menakjubkan
Baiklah langsung saja pada pembahasan inti kosngosan kali ini yaitu mengenai beberapa contoh cerita hikayat yang berisi pesan atau amanat motivasi kehidupan yang bermanfaat untuk kalian,
Baca juga : Contoh Gurindam tentang Motivasi Pendidikan
Contoh Hikayat 1 :
Dahulu kala ada kepaduka rajaan bernama Kepaduka rajaan TanjungPuri. Paduka rajanya bernama Paduka raja Halim Mangku Praja, permaisurinya Atika Rara Dirana. Paduka raja dan permaisurinya baik hati.
Mereka mempunyai dua Tuan Puteri yang cantik jelita: si sulung bernama Tuan Puteri Sulastri, si bungsu Tuan Puteri Sewangi. Kedua Tuan Puteri itu berbeda sekali perangainya.
Tuan Puteri Sulastri berwatidak keras, angkuh dan sombong. Tuan Puteri Sewangi lemah lembut, baik dan rendah hati.
“Anakku, kalian sudah mulai dewasa. Sudah saatnya kalian mencari pendamping hidup. Ayah sudah tua. Apakah selamanya ayah menjadi paduka raja ini,” kata baginda kepada kedua Tuan Puterinya.
“Ya, Ayah…,” sahut Tuan Puteri Galuh Sewangi dengan lemah-lembut.
“Walaupun nanti Ayah tidak ada lagi, tapi siapa yang lebih kaya dari kita? Sepeninggal Ayah, kami tidak akan kelaparan. Saya tidak mau kawin dengan rakyat biasa,” Tuan Puteri Sulastri menimpali pembicaraan ayahnya dengan sombong.
“Jangan menilai orang dari harta, pangkat dan kedudukannya saja, Roro. Lihatlah hatinya,” sahut ayahnya.
Pandangan hidup dua Tuan Puteri itu amat bertolak belakang. Tuan Puteri Sulastri menganggap nasihat ayahnya hanya sebagai angin lalu, sedangkan Tuan Puteri Sewangi mencamkannya benar-benar, dan dalam hati berjanji akan mematuhinya.
Berkat abdi kepaduka rajaan yang setia mendampingi dan memberikan petuah, ilmu dan pendidikan kepada dua orang Tuan Puteri paduka raja itu, tersohorlah nama mereka ke mana-mana. Anak raja dari kepaduka rajaan seberang mendengar, bahwa Kepaduka rajaan TanjungPuri memiliki dua orang Tuan Puteri yang cantik rupawan. Di kalangan rakyat jelata pun, nama kedua Tuan Puteri itu sudah tidak asing lagi.
Beberapa bulan kemudian, Paduka raja Halim Mangku Praja jatuh sakit. Kepada kedua Tuan Puterinya, ia beramanat:
“Anak-anakku, sebelum meninggalkan kalian, kuharap kalian sudah punya suami, sebagai pendamping hidup kalian kelak,” kata Paduka raja Halim, terbatuk-batuk menahan sakit.
Dilanda kesedihan, air mata Tuan Puteri Sewangi menetes perlahan. Tuan Puteri Sewangi amat mencintai ayahnya. Hati kecilnya berkata, kalau ada sosok yang dapat menyembuhkan penyakit ayahnya, jika perempuan maka dia akan menjadikannya saudara, kalau laki-laki maka akan dijadikannya suami.
Tuan Puteri sulung itu lebih suka berdandan dan berpesta, tidak peduli apa pun yang terjadi, termasuk penyakit ayahnya sendiri. Wajahnya tidak sedikit pun memancarkan kesedihan.
Dengan napas satu-satu dan sisa semangat hidupnya, Paduka raja Halim bertitah kepada punggawa kepaduka rajaan, "Pengawal! Umumkan ke pelosok negeri, bahwa saya akan mengawinkan kedua Tuan Puteriku dengan siapa pun yang mereka pilih. Soal syarat, kuserahkan sepenuhnya kepada mereka untuk menentukannya"
Rakyat kepaduka rajaan ramai membicarakan dua Tuan Puteri paduka raja itu. Dalam suasana duka, saat baginda paduka raja sedang sakit, para anak muda dan rakyat jelata berbisik-bisik membicarakan kecantikan dua Tuan Puteri paduka raja itu.
Tidak lama berselang, datang beberapa pengawal kepaduka rajaan, mengumumkan titah paduka raja. Pengawal membacakan titah yang ditulis langsung oleh Paduka raja Halim Mangku Praja.
“Wahai, rakyat Kepaduka rajaan TanjungPuri, "Pengumuman, pengumuman, Saya, Paduka raja Halim Mangku Praja, akan menikahkan kedua Tuan Puteriku dengan siapa pun yang mereka pilih. Barang siapa yang ingin mengikuti sayembara ini, silakan datang ke istana untuk mengetahui syaratnya. Tertanda, Paduka raja Halim Mangku Praja"
Sepekan setelah pengumuman, tidak seorang pun berani datang untuk meminang dua Tuan Puteri Paduka raja Halim Mangku Praja. Bukannya warga tidak tertarik, tapi mereka sadar diri.
Penyakit Paduka raja Halim Mangku Praja semakin sehari semakin memburuk. Beberapa tabib terkenal sudah didatangkan, tapi tidak seorang pun mampu menyembuhkan penyakitnya.
Daerah dekat Kepaduka rajaan TanjungPuri, ada anak muda yang berniat datang ke istana untuk meminang Tuan Puteri paduka raja. Anak muda itu buruk rupa. Karena wajahnya jelek sekali, senyumannya bukannya enak dipandang, malahan membuat tidsayat orang. Anak muda itu bernama Jaroli.
Di kepaduka rajaan seberang, ada pula putera mahkota bernama Anak raja Hanung Prabu Cakra. Wajahnya tampan, bijaksana dan ramah. Anak raja Hanung juga beniat mempersunting Tuan Puteri Kepaduka rajaan TanjungPuri. Kepergian Hanung dikawal sejumlah prajurit.
Hampir bersamaan, tibalah kedua anak muda itu di istana Kepaduka rajaan TanjungPuri. Merekaa terpukamu dengan kecantikan Tuan Puteri Sulastri dan Tuan Puteri Sewangi.
"Wahai, Tuan Puteri Sewangi… Saya ingin jadi pendamping hidupmu" kata Anak raja Hanung dengan percaya diri.
"Anak raja Hanung. Ada syarat yang harus kamu penuhi. Apabila anak raja bisa menyembuhkan penyakit Ayahku, saya bersedia jadi istrimu,” sahut Tuan Puteri Sewangi.
Anak raja Hanung mengobati Paduka raja Halim Mangku Praja dengan membacakan mantra. Tapi, setelah beberapa kali berusaha, penyakit paduka raja tidak kunjung sembuh. Dengan menahan rasa malu, penuh sesal dan kecewa, ia mundur ke belakang.
Giliran Jaroli dipanggil. Setelah mengucapkan mantra, air suci yang dibawanya direguk dan disemburkannya ke sekujur tubuh paduka raja. Ajaib, seketika Paduka raja Halim Mangku Praja duduk di tempat tidur dan sembuh dari sakitnya.
Sesuai janjinya, dengan tulus iklas Tuan Puteri Sewangi menerima Jaroli sebagai suaminya, menerimanya apa adanya. Anak raja Hanung mengakui kekalahannya, tapi ia tidak sudi menyunting Tuan Puteri Sulastri. Meskipun cantik, tabiat Tuan Puteri Sulastri yang buruk membuat Anak raja Hanung kehilangan selera.
"Maafkan saya, Tuan Puteri Roro! Saya tidak suka dengan sifatmu yang suka menghina dan merendahkan orang lain" kilah Anak raja Hanung.
"Mengapa kamu tidak mau denganku? Saya cantik dan kaya raya. Semuanya sudah kumiliki. Siapa yang bisa menyaingiku?” sahut Tuan Puteri Roro.
"Kesombonganmu itulah yang membuat saya tidak suka!"
Mendengar jawaban itu, Tuan Puteri Roro marah dan memaki-maki Anak raja Hanung beserta prajurit dan dan orang-orang di sekitarnya.
"Kurang ajar! Dasar buaya, kamu, Anak raja Hanung! Bidawang! Timpsayal! Kamu juga, Jaroli! Kamu jelek, bau, dekil, berkurap, buaya danau! Saya tidak sudi jadi kakak iparmu!"
Tuan Puteri Sewangi hanya bisa menangis melihat sifat kakaknya yang tetap angkuh dan sombong, apalagi saat menghina calon suaminya, Jaroli. Di siang bolong itu, tiba-tiba petir membahana membelah angkasa. Suara gemuruh terdengar di kejauhan, makin lama makin mendekat. Tiang istana retidak, tumbang dan roboh. Pepohonan di alun-alun tumbang berjatuhan, tanah dan bumi rekah dan terbelah.
Semua orang panik dan menjerit ketidsayatan, berlarian lintang pukang meninggalkan istana. Jerit tangis dan teriakan minta tolong terdengar di mana-mana. Rakyat Kepaduka rajaan TanjungPuri panik dan tidak berdaya di tengah bencana yang mengamuk membabi buta. Gelombang banjir selama berhari-hari menyapu dan menghancurkan istana, bangunan, kampung dan permukiman seluruh warga kepaduka rajaan. Dan Kepaduka rajaan TanjungPuri pun musnah.
Tempat yang tersisa kemudian sebuah tempat yang kini dikenal sebagai Objek Wisata TanjungPuri. Air danaunya konon berasal dari air mata Tuan Puteri Sewangi. Setiap malam Jumat, di danau itu konon kadang tercium bau wangi
Contoh Hikayat 2 :
Baca juga : Cara Menentukan Amanat Karya Sastra
Hikayat merupakan salah satu kekayaan sastra yang dimiliki oleh Indonesia, sebagai negara dengan rumpun melayu, banyak sekali cerita hikayat yang diturunkan dari generai ke generasi, sebagai bentuk interaksi sosial antara masyarakatnnya
Apakah setelah membaca uraian kosngosan diatas pengetahuanmu tentang hikayat sudah bertambah? Semoga saja dan jangan lupa untuk tekan tombol share serta bagikan tulisan ini pada media sosial kalian masing-masing. Makasih sudah berkunjung di kosngosan
Hikayat sering kita temui pembahasannya pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Hanya dia dikutip, kemudian kita akan menentukan amanat, penokohan, atau alur ceritanya seperti apa.
Hampir sama dengan materi pembelajaran dari karya sastra lain seperti pantun, puisi, gurindam, cerpen, novel dan lainnya, kita harus mengetahui pengertian dan ciri-ciri dari hikayat sebelum mengerjakan soal yang menyangkut tentang karya sastra ini.
Hikayat adalah salah satu karya sastra lama yang berbentuk prosa yang menceritakan mengenai kehidupan keluarga istana, kaum bangsawan dan orang-orang terkenal dengan segala kehebatan dan kisah kepahlawanannya.
Hikayat sangat erat kaitannya dengan kebudayaan melayu klasik, yang berkembang dan tersebar akibat dari proses komunikasi yaitu saling bercerita atau menceritakan untuk tujuan sebagai hiburan atau meramaikan suatu acara
Sobat kosngosan harus tahu mengenai perbedaan hikayat dengan cerita modern seperti cerita pendek atau novel. Ruang lingkup hikayat terbatas dan biasanya memiliki ciri-ciri seperti berikut :
1. Anonim, yaitu tidak jelas siapa pengarangnya, karena diceritakan dari mulut ke mulut tanpa sumber yang jelas.
2. Istana Sentris, yaitu bercerita tentang tokoh yang berkaitan dengan kehidupan istana atau kerajaan
3. Statis, ceritanya tidak berkembang atau tetap atau tidak banyak terjadi perubahan
4. Sifatnya Komunal, berarti menjadi milik masyarakat
5. Penggunaan bahasa klise atau yang diulang-ulang
6. Tradisional, suatu kebiasaan untuk meneruskan budaya atau tradisi yang baik
7. Didaktis, yaitu ceritanya mendidik, mengandung pesan moral dan religi
8. Mengandung nilai universal manusia, menceritakan peperangan antara yang baik dengan yang buruk dan dimenangkan oleh yang baik.
9. Bersifat Magis, mengandung cerita dengan dunia khayal imajinasi yang indah dan menakjubkan
Contoh Teks Cerita Hikayat Kerajaan Tentang Kehidupan
Baiklah langsung saja pada pembahasan inti kosngosan kali ini yaitu mengenai beberapa contoh cerita hikayat yang berisi pesan atau amanat motivasi kehidupan yang bermanfaat untuk kalian,
Baca juga : Contoh Gurindam tentang Motivasi Pendidikan
Contoh Hikayat 1 :
Dahulu kala ada kepaduka rajaan bernama Kepaduka rajaan TanjungPuri. Paduka rajanya bernama Paduka raja Halim Mangku Praja, permaisurinya Atika Rara Dirana. Paduka raja dan permaisurinya baik hati.
Mereka mempunyai dua Tuan Puteri yang cantik jelita: si sulung bernama Tuan Puteri Sulastri, si bungsu Tuan Puteri Sewangi. Kedua Tuan Puteri itu berbeda sekali perangainya.
Tuan Puteri Sulastri berwatidak keras, angkuh dan sombong. Tuan Puteri Sewangi lemah lembut, baik dan rendah hati.
“Anakku, kalian sudah mulai dewasa. Sudah saatnya kalian mencari pendamping hidup. Ayah sudah tua. Apakah selamanya ayah menjadi paduka raja ini,” kata baginda kepada kedua Tuan Puterinya.
“Ya, Ayah…,” sahut Tuan Puteri Galuh Sewangi dengan lemah-lembut.
“Walaupun nanti Ayah tidak ada lagi, tapi siapa yang lebih kaya dari kita? Sepeninggal Ayah, kami tidak akan kelaparan. Saya tidak mau kawin dengan rakyat biasa,” Tuan Puteri Sulastri menimpali pembicaraan ayahnya dengan sombong.
“Jangan menilai orang dari harta, pangkat dan kedudukannya saja, Roro. Lihatlah hatinya,” sahut ayahnya.
Pandangan hidup dua Tuan Puteri itu amat bertolak belakang. Tuan Puteri Sulastri menganggap nasihat ayahnya hanya sebagai angin lalu, sedangkan Tuan Puteri Sewangi mencamkannya benar-benar, dan dalam hati berjanji akan mematuhinya.
Berkat abdi kepaduka rajaan yang setia mendampingi dan memberikan petuah, ilmu dan pendidikan kepada dua orang Tuan Puteri paduka raja itu, tersohorlah nama mereka ke mana-mana. Anak raja dari kepaduka rajaan seberang mendengar, bahwa Kepaduka rajaan TanjungPuri memiliki dua orang Tuan Puteri yang cantik rupawan. Di kalangan rakyat jelata pun, nama kedua Tuan Puteri itu sudah tidak asing lagi.
Beberapa bulan kemudian, Paduka raja Halim Mangku Praja jatuh sakit. Kepada kedua Tuan Puterinya, ia beramanat:
“Anak-anakku, sebelum meninggalkan kalian, kuharap kalian sudah punya suami, sebagai pendamping hidup kalian kelak,” kata Paduka raja Halim, terbatuk-batuk menahan sakit.
Dilanda kesedihan, air mata Tuan Puteri Sewangi menetes perlahan. Tuan Puteri Sewangi amat mencintai ayahnya. Hati kecilnya berkata, kalau ada sosok yang dapat menyembuhkan penyakit ayahnya, jika perempuan maka dia akan menjadikannya saudara, kalau laki-laki maka akan dijadikannya suami.
Tuan Puteri sulung itu lebih suka berdandan dan berpesta, tidak peduli apa pun yang terjadi, termasuk penyakit ayahnya sendiri. Wajahnya tidak sedikit pun memancarkan kesedihan.
Dengan napas satu-satu dan sisa semangat hidupnya, Paduka raja Halim bertitah kepada punggawa kepaduka rajaan, "Pengawal! Umumkan ke pelosok negeri, bahwa saya akan mengawinkan kedua Tuan Puteriku dengan siapa pun yang mereka pilih. Soal syarat, kuserahkan sepenuhnya kepada mereka untuk menentukannya"
Rakyat kepaduka rajaan ramai membicarakan dua Tuan Puteri paduka raja itu. Dalam suasana duka, saat baginda paduka raja sedang sakit, para anak muda dan rakyat jelata berbisik-bisik membicarakan kecantikan dua Tuan Puteri paduka raja itu.
Tidak lama berselang, datang beberapa pengawal kepaduka rajaan, mengumumkan titah paduka raja. Pengawal membacakan titah yang ditulis langsung oleh Paduka raja Halim Mangku Praja.
“Wahai, rakyat Kepaduka rajaan TanjungPuri, "Pengumuman, pengumuman, Saya, Paduka raja Halim Mangku Praja, akan menikahkan kedua Tuan Puteriku dengan siapa pun yang mereka pilih. Barang siapa yang ingin mengikuti sayembara ini, silakan datang ke istana untuk mengetahui syaratnya. Tertanda, Paduka raja Halim Mangku Praja"
Sepekan setelah pengumuman, tidak seorang pun berani datang untuk meminang dua Tuan Puteri Paduka raja Halim Mangku Praja. Bukannya warga tidak tertarik, tapi mereka sadar diri.
Penyakit Paduka raja Halim Mangku Praja semakin sehari semakin memburuk. Beberapa tabib terkenal sudah didatangkan, tapi tidak seorang pun mampu menyembuhkan penyakitnya.
Daerah dekat Kepaduka rajaan TanjungPuri, ada anak muda yang berniat datang ke istana untuk meminang Tuan Puteri paduka raja. Anak muda itu buruk rupa. Karena wajahnya jelek sekali, senyumannya bukannya enak dipandang, malahan membuat tidsayat orang. Anak muda itu bernama Jaroli.
Di kepaduka rajaan seberang, ada pula putera mahkota bernama Anak raja Hanung Prabu Cakra. Wajahnya tampan, bijaksana dan ramah. Anak raja Hanung juga beniat mempersunting Tuan Puteri Kepaduka rajaan TanjungPuri. Kepergian Hanung dikawal sejumlah prajurit.
Hampir bersamaan, tibalah kedua anak muda itu di istana Kepaduka rajaan TanjungPuri. Merekaa terpukamu dengan kecantikan Tuan Puteri Sulastri dan Tuan Puteri Sewangi.
"Wahai, Tuan Puteri Sewangi… Saya ingin jadi pendamping hidupmu" kata Anak raja Hanung dengan percaya diri.
"Anak raja Hanung. Ada syarat yang harus kamu penuhi. Apabila anak raja bisa menyembuhkan penyakit Ayahku, saya bersedia jadi istrimu,” sahut Tuan Puteri Sewangi.
Anak raja Hanung mengobati Paduka raja Halim Mangku Praja dengan membacakan mantra. Tapi, setelah beberapa kali berusaha, penyakit paduka raja tidak kunjung sembuh. Dengan menahan rasa malu, penuh sesal dan kecewa, ia mundur ke belakang.
Giliran Jaroli dipanggil. Setelah mengucapkan mantra, air suci yang dibawanya direguk dan disemburkannya ke sekujur tubuh paduka raja. Ajaib, seketika Paduka raja Halim Mangku Praja duduk di tempat tidur dan sembuh dari sakitnya.
Sesuai janjinya, dengan tulus iklas Tuan Puteri Sewangi menerima Jaroli sebagai suaminya, menerimanya apa adanya. Anak raja Hanung mengakui kekalahannya, tapi ia tidak sudi menyunting Tuan Puteri Sulastri. Meskipun cantik, tabiat Tuan Puteri Sulastri yang buruk membuat Anak raja Hanung kehilangan selera.
"Maafkan saya, Tuan Puteri Roro! Saya tidak suka dengan sifatmu yang suka menghina dan merendahkan orang lain" kilah Anak raja Hanung.
"Mengapa kamu tidak mau denganku? Saya cantik dan kaya raya. Semuanya sudah kumiliki. Siapa yang bisa menyaingiku?” sahut Tuan Puteri Roro.
"Kesombonganmu itulah yang membuat saya tidak suka!"
Mendengar jawaban itu, Tuan Puteri Roro marah dan memaki-maki Anak raja Hanung beserta prajurit dan dan orang-orang di sekitarnya.
"Kurang ajar! Dasar buaya, kamu, Anak raja Hanung! Bidawang! Timpsayal! Kamu juga, Jaroli! Kamu jelek, bau, dekil, berkurap, buaya danau! Saya tidak sudi jadi kakak iparmu!"
Tuan Puteri Sewangi hanya bisa menangis melihat sifat kakaknya yang tetap angkuh dan sombong, apalagi saat menghina calon suaminya, Jaroli. Di siang bolong itu, tiba-tiba petir membahana membelah angkasa. Suara gemuruh terdengar di kejauhan, makin lama makin mendekat. Tiang istana retidak, tumbang dan roboh. Pepohonan di alun-alun tumbang berjatuhan, tanah dan bumi rekah dan terbelah.
Semua orang panik dan menjerit ketidsayatan, berlarian lintang pukang meninggalkan istana. Jerit tangis dan teriakan minta tolong terdengar di mana-mana. Rakyat Kepaduka rajaan TanjungPuri panik dan tidak berdaya di tengah bencana yang mengamuk membabi buta. Gelombang banjir selama berhari-hari menyapu dan menghancurkan istana, bangunan, kampung dan permukiman seluruh warga kepaduka rajaan. Dan Kepaduka rajaan TanjungPuri pun musnah.
Tempat yang tersisa kemudian sebuah tempat yang kini dikenal sebagai Objek Wisata TanjungPuri. Air danaunya konon berasal dari air mata Tuan Puteri Sewangi. Setiap malam Jumat, di danau itu konon kadang tercium bau wangi
Contoh Hikayat 2 :
Sebermula ada saudagar di negara Sajam.Abu Sifa namanya,terkemudian sangat kaya,akan tetapi ia tiada beranak.tak seberapa lama setelah ia berdoa kepada Rabb,maka saudagar Mubarok pun beranaklah istrinya seorang anak laki-laki yang di beri nama Abu Latif.
Setelah umurnya Abu Latif lima tahun,maka di serahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Abu Latif lima belas tahun,ia di pinangkan dengan anak saudagar yang kaya,sangat elok parasnya,namanya Bibi Fatima.
Hatta beberapa lamanya Abu Latif beristri itu,ia membeli seekor burung Yamam jantan.Maka beberapa di antara itu ia juga membeli seekor tiung betina,kemudian di bawanya ke rumah dan di taruhnya hampir sangkaran Yamam juga
Pada suatu hari Abu Latif tertarik akan perniagaan di laut,kemudian minta izinlah dia kepada istrinya.Sebelum dia pergi ,berpesanlah dia pada istrinya itu,jika ada barang suatu pekerjaan,mufakatlah dengan dua ekor unggas itu,hubaya-hubaya jangan tiada ,karena fitnah di dunia sangat besar lagi tSajam dari pada senjata.
Hatta beberapa lama di tinggal suaminya,ada anak Raja Sajam berkuda kemudian melihatnya rupa Bibi Fatima yang terkemudian elok.Berkencanlah mereka unyuk bertemu mekemudiani seorang perempuan tua.maka pada suatu malam,pamitlah Bibi Fatima kepada burung tiung itu hendak menemui anak raja itu,maka bernasehatkah di tentang perbuatanya yang melanggar aturan Rabb.maka marahlah istri Abu Latif dan disentakkannya tiung itu dari sangkarnya dan dihempaskannya sampai mati.
Kemudian Bibi Fatima pun pergi mendapatkan Yamam yang sedang berpura2 tidur.maka Yamam pun berpura2 terkejut dan mendengar kehendak hati Bibi Fatima perg mendapatkan anak raja.maka Yamam pun berpikir bila ia menjawab seperti tiung maka ia juga akan binasa.Setelah ia sudah berpikir demikian itu,mak ujarnya,”Aduhai Siti yang baik paras,pergilah dengan segeranya mendapatkan anak raja itu. Apapun hamba ini haraplah tuan, jikalau jahat sekalipun pekerjaan tuan, Insya Allah di atas kepala hambalah menanggungnya. Baiklah tuan sekarang pergi, karena sudah di nanti anak raja itu. Apatah di cari oleh segala manusia di dunia ini selain martabat, kesabaran, dan kekayaan? Adapun akan hamba,tuan ini adalah seperti hikayat seekor unggas Yamam yang dicabut bulunya oleh tuannya seorang istri saudagar.
Maka berkeinginanlah istri Abu Latif untuk mendengarkan cerita tersebut. Maka Yamampun berceritalah kepada Bibi Fatima dengan maksud agar ia dapat memperlalaikan perempuan itu.
Hatta setiap malam, Bibi Fatima yang sekemudian ingin mendapatkan anak raja itu,dan setiap berpamitan dengan Yamam ,maka di berilah ia cerita2 hingga sampai 24 kisah dan 24 malam ,burung tersebut bercerita, hingga akhirny lah Bibi Fatima pun insaf terhadap perbuatanya dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari rantauannya.
Burung Yamam tidak melarang malah dia menyuruh Bibi Fatima meneruskan rancangannya itu, tetapi dia berjaya menarik perhatian serta melalaikan Bibi Fatima dengan cerita-ceritanya. Bibi Fatima terpaksa menangguh dari satu malam ke satu malam pertemuannya dengan putera raja. begitulah seterunya sehingga Abu Latifa pulang dari pelayarannya.
Yamam yang bijak bukan sahaja dapat menyelsangatkan nyawanya tetapi juga dapat menyekat isteri tuannya daripada menjadi isteri yang curang. Dia juga dapat menjaga nama baik tuannya serta menyelsangatkan rumah tangga tuannya.
Antara cerita Yamam itu ialah mengenai seekor Yamam yang mempunyai tiga ekor anak yang masih kecil. Ibu Yamam itu menasihatkan anak-anaknya supaya jangan berkawan dengan anak cerpelai yang tinggal berhampiran. Ibu Yamam telah bercerita kepada anak-anaknya tentang seekor anak kera yang bersahabat dengan seorang anak saudagar. Pada suatu hari mereka berselisih faham. Anak saudagar mendapat luka di tangannya. Luka tersebut tidak sembuh melainkan diubati dengan hati kera. Maka saudagar itupun menangkap dan membunuh anak kera itu untuk mengubati anaknya.
Sebuah lagi cerita Yamam ialah mengenai seorang lelaki yang sangat mengasihi isterinya. Apabila isterinya meninggal dunia, dia telahj memohon dioa kepada Rabb supaya separuh daripada umurnya dibahagikan kepada isterinya. Doa itu dikabulkan dan isterinya hidup semual. Namun, si isteri tidak jujur dan lari dengan seorang saudagar kaya. Lelaki itu menjejaki isterinya kerana menyangka isterinya dilarikan oleh saudagar kaya itu. Tetapi dia telah dihina dan diusir oleh isterinya. Kerana marah dan kecewa, lelaki itu memohon agar Rabb mengembalikan usianya yang telah diberi kepada isterinya. Dengan kehendak Rabb, isterinya mati semula.
Dalam cerita yang lain pula, Yamam bercerita mengenai pengorbanan seorang isteri. seorang puteri raja yang kejam telah membunuh 39 orang suaminya. suaminya yang keempat puluh telah berjaya menginsafkannya dengan sebuah cerita mengenai seekor rusa betina yang sanggup menggantikan pasangannya, rusa jantan, untuk disembelih. Begitu kasih rusa betina kepada pasangannya sehingga sanggip mengorbankan diri untuk disembelih. Puteri itu insaf dan tidak jadi membunuh suaminya yang keempat puluh itu, malah sanggup berkorban apa sahaja untuk suaminya.
Contoh Hikayat Kerajaan 3
Disebuah kerajaan yang bernama Jasam, hiduplah seorang raja yang arif dan bijaksana bernama Raja Putiara. Namun sayang seribu sayang sang raja yang sudah berumur ini, belum memiliki seorang permaisuri. Sehingga membuat maharaja dan ibu suri cemas yang akhirnya berinisiatif untuk mencarikan permaisuri untuk Putiara melalui sayembara yang disebarkan oleh sang patih
Setelah patih menyebarkan berita sayembara kepada para penduduk, akhirnya terdapat tiga orang calon pendaftar. Calon yang pertama bernama Sajaka yang memiliki ambisi yang besar untuk menjadi permaisuri. Dengan dukungan ke 3 temannya ia semakin optimis. Apalagi dia memiliki ibu seorang saudagar kaya. Namun Carollin kurang yakin bahwa ia dapat memenangkan sayembara. Akhirnya sang saudagar mendapatkan solusi yaitu melalui calo kerajaan yang sudah lama dikenalnya.
Pendaftar ke 2 dan ke 3 adalah Jubek dan Godoh yang saling bersahabat. Si Godoh, sebenarnya kurang berminat namun dengan dukungan Jubek dan ke 3 temannya akhirnya ia pun ikut dalam sayembara. Setelah si Sajaka mendaftar, melalui calo akhirnya si Sajaka bertemu dengan Sophia Lu Jubek, Godoh Roti dan ketiga temannya. Akhirnya terjadi perseteruan dan pertengkaran karena si Sajaka tidak ingin Jubek dan Godoh mengikuti Sayembara karena mereka anak orang-orang miskin.
Lalu si patih datang dan melerai pertengkaran dan mempersiapkan penyelenggaraan sayembar. Akhirnya Raja, Maha Raja, dan Ibu Suri tiba dan meminta sayembara segera dimulai. Akhirnya ketiga pendaftar menunjukkan semua kelebihannya dalam hal menari. Setelah semua peserta selesai menunjukkan semua kebolehannya akhirnya Raja Putiara menentukan keputusan meskipun pada awalnya merasa bingung. Sang raja memilih untuk berkelana mencari calon permaisuri yang bisa memikat hatinya.
Baca juga : Cara Menentukan Amanat Karya Sastra
Kata Penutup
Hikayat merupakan salah satu kekayaan sastra yang dimiliki oleh Indonesia, sebagai negara dengan rumpun melayu, banyak sekali cerita hikayat yang diturunkan dari generai ke generasi, sebagai bentuk interaksi sosial antara masyarakatnnya
Apakah setelah membaca uraian kosngosan diatas pengetahuanmu tentang hikayat sudah bertambah? Semoga saja dan jangan lupa untuk tekan tombol share serta bagikan tulisan ini pada media sosial kalian masing-masing. Makasih sudah berkunjung di kosngosan