Dampak Negatif Anak Dipaksa Belajar, Les dan Bimbel Berlebihan
Anak adalah aset paling berharga bagi sebuah keluarga. Orangtua sebagai nakhoda rumah tangga, wajib memberikan pendidikan yang tepat untuk anak guna membentuk karakter dan kepribadian mereka. Namun terkadang, banyak orangtua yang salah kaprah dalam mendidik anak mereka, mulai dari intensitasnya yang ekstra hingga pendidikan yang sebenarnya terkesan dipaksakan.
Lalu bagaimana menanggapi fenomena ini? Kali ini kosngosan mencoba membahas mengenai dampak negatif dari pendidikan anak yang dipaksa terlalu dini untuk belajar ekstra, seperti mengikuti les dan bimbingan belajar. Kalau kamu adalah orangtua, maka perlu membaca artikel ini.
Seorang anak adalah buah hati pelengkap kebahagiaan keluarga. Semua orangtua tentu ingin anaknya cerdas dan pintar. Berbagai cara dilakukan orangtua agar menjadikan anaknya pintar dalam hal akademik, seperti tidak hanya sekolah, akan tetapi orangtua yang memiliki kelebihan finansial sering mengikutkan anaknya les.
Mirisnya bukan hanya satu les yang diikutkan tapi berbagai macam les dan bimbel dengan harapan anak tersebut bisa mendapatkan pembelajaran yang maksimal dan tumbuh dengan kepintaran yang memadai.
Baca juga : 9 Cara Mendapat Nilai Bagus Tanpa Perlu Belajar dan Menghapal
Apa yang salah jika para orangtua berusaha untuk membuat anaknya cerdas? Tentu saja hal ini tidak salah dan sudah sepatutnya menjadi tugas orangtua. Akan tetapi ternyata intensitas belajar yang terlalu ekstra malah akan membuat anak menjadi berubah.
Dengan les mungkin bisa membuat anak menjadi pintar dalam berbagai macam hal, tapi sayangnya hal ini juga akan mempengaruhi psikologis anak. Mengapa demikian? mari kita bahas dibawah ini.
Menurut laman psikoma, orangtua yang mengikutkan anaknya untuk les atau bimbel terlalu ekstra memiliki dampak buruk bagi kesehatan anak. Terlalu banyak mengikutkan les anak akan mengurangi waktu istirahat dan bermain anak.
Ternyata anak juga akan mendapatkan banyak tugas dari les dan bimbingan belajar yang diikutinya. Belajar disekolah ditambah dengan belajar les dapat membuat anak menjadi jenuh, lelah dan waktu untuk bersama dengan orangtua akan menjadi lebih sedikit bahkan jarang.
Rutinitas sekolah dan les membuat anak menjadi kekurangan waktu dalam bermain dengan teman-temannya, tugas yang tak henti-hentinya selalu mereka dapatkan entah dari sekolah maupun dari tempat les mereka, apalagi jika tes yang diikutinya terlalu banyak.
Dari sekian banyak les yang diikuti anak bisa membuat mereka menjadi lelah, kesal, sebal dan bahkan dapat berpotensi menjadi benci terhadap orangtua mereka karena terlalu memaksakan kehendak sendiri. Ditambah lagi dampak buruk dari les yang terlalu banyak akan merubah perilaku anak dari mulai memberontak dan melawan orangtuanya.
Anak juga bisa merasa minder pada teman-temannya karena tidak memiliki waktu bermain yang cukup. Lebih buruknya lagi, mereka bisa mencuri waktu, lari dari jam belajar dan berani berbohong untuk mencari pergaulan yang dia inginkan diluar sana. Sehingga resiko akan pergaulan yang tidak terkontrol bisa saja menghampiri si anak.
Memang tidak salah jika para orangtua ingin membuat anaknya cerdas, tapi kita sebagai orangtua juga harus ingat jika terlalu memaksakan keinginan kita untuk mengikutkan les anak bisa berdampak buruk dan berikanlah mereka waktu untuk beristirahat, bermain bersama teman-temannya.
Dengan cara itu anak tidak akan merasa stress dengan tugas yang bertubi-tubi entah dari sekolah maupun dari tempat les.
Baca juga : 5 Cara Meningkatkan Peran Orangtua Terhadap Pendidikan Anak
Sebagai orangtua khususnya Ibu, sudah harus lebih paham mengenai kondisi anak dan membiarkan mereka melakukan hal yang mereka sukai.
Memberikan mereka kebebasan sesuai passion dan minat, mendukung sepenuhnya dan tidak menjatuhkan si anak dengan kata kata "bodoh". Perlu juga mengingatkan jika melakukan hal yang salah dan selalu bimbing mereka.
Satu hal yang harus orangtua tahu bahwa tidak semua keinginan mereka bisa dilakukan dan diwujudkan oleh si anak. Karena anak bukan mesin produksi, mereka adalah buah hati yang tumbuh kembangnya tergantung dari orangtuanya masing masing.
Bagaimana, sebagai orangtua sudah sepantasnya kita merencanakan yang terbiak buat buah hati kita bukan? Semoga artikel kosngosan kali ini bisa membuka pemikiran banyak orangtua zaman now untuk berbenah kembali. Bagikan tulisan ini untuk menyadarkan orangtua orangtua diluar sana ya.
Lalu bagaimana menanggapi fenomena ini? Kali ini kosngosan mencoba membahas mengenai dampak negatif dari pendidikan anak yang dipaksa terlalu dini untuk belajar ekstra, seperti mengikuti les dan bimbingan belajar. Kalau kamu adalah orangtua, maka perlu membaca artikel ini.
Seorang anak adalah buah hati pelengkap kebahagiaan keluarga. Semua orangtua tentu ingin anaknya cerdas dan pintar. Berbagai cara dilakukan orangtua agar menjadikan anaknya pintar dalam hal akademik, seperti tidak hanya sekolah, akan tetapi orangtua yang memiliki kelebihan finansial sering mengikutkan anaknya les.
Mirisnya bukan hanya satu les yang diikutkan tapi berbagai macam les dan bimbel dengan harapan anak tersebut bisa mendapatkan pembelajaran yang maksimal dan tumbuh dengan kepintaran yang memadai.
Baca juga : 9 Cara Mendapat Nilai Bagus Tanpa Perlu Belajar dan Menghapal
Apa yang salah jika para orangtua berusaha untuk membuat anaknya cerdas? Tentu saja hal ini tidak salah dan sudah sepatutnya menjadi tugas orangtua. Akan tetapi ternyata intensitas belajar yang terlalu ekstra malah akan membuat anak menjadi berubah.
Dengan les mungkin bisa membuat anak menjadi pintar dalam berbagai macam hal, tapi sayangnya hal ini juga akan mempengaruhi psikologis anak. Mengapa demikian? mari kita bahas dibawah ini.
Dampak negatif belajar ekstra buat anak
Menurut laman psikoma, orangtua yang mengikutkan anaknya untuk les atau bimbel terlalu ekstra memiliki dampak buruk bagi kesehatan anak. Terlalu banyak mengikutkan les anak akan mengurangi waktu istirahat dan bermain anak.
Ternyata anak juga akan mendapatkan banyak tugas dari les dan bimbingan belajar yang diikutinya. Belajar disekolah ditambah dengan belajar les dapat membuat anak menjadi jenuh, lelah dan waktu untuk bersama dengan orangtua akan menjadi lebih sedikit bahkan jarang.
Rutinitas sekolah dan les membuat anak menjadi kekurangan waktu dalam bermain dengan teman-temannya, tugas yang tak henti-hentinya selalu mereka dapatkan entah dari sekolah maupun dari tempat les mereka, apalagi jika tes yang diikutinya terlalu banyak.
Dari sekian banyak les yang diikuti anak bisa membuat mereka menjadi lelah, kesal, sebal dan bahkan dapat berpotensi menjadi benci terhadap orangtua mereka karena terlalu memaksakan kehendak sendiri. Ditambah lagi dampak buruk dari les yang terlalu banyak akan merubah perilaku anak dari mulai memberontak dan melawan orangtuanya.
Anak juga bisa merasa minder pada teman-temannya karena tidak memiliki waktu bermain yang cukup. Lebih buruknya lagi, mereka bisa mencuri waktu, lari dari jam belajar dan berani berbohong untuk mencari pergaulan yang dia inginkan diluar sana. Sehingga resiko akan pergaulan yang tidak terkontrol bisa saja menghampiri si anak.
Memang tidak salah jika para orangtua ingin membuat anaknya cerdas, tapi kita sebagai orangtua juga harus ingat jika terlalu memaksakan keinginan kita untuk mengikutkan les anak bisa berdampak buruk dan berikanlah mereka waktu untuk beristirahat, bermain bersama teman-temannya.
Dengan cara itu anak tidak akan merasa stress dengan tugas yang bertubi-tubi entah dari sekolah maupun dari tempat les.
Baca juga : 5 Cara Meningkatkan Peran Orangtua Terhadap Pendidikan Anak
Sebagai orangtua khususnya Ibu, sudah harus lebih paham mengenai kondisi anak dan membiarkan mereka melakukan hal yang mereka sukai.
Memberikan mereka kebebasan sesuai passion dan minat, mendukung sepenuhnya dan tidak menjatuhkan si anak dengan kata kata "bodoh". Perlu juga mengingatkan jika melakukan hal yang salah dan selalu bimbing mereka.
Satu hal yang harus orangtua tahu bahwa tidak semua keinginan mereka bisa dilakukan dan diwujudkan oleh si anak. Karena anak bukan mesin produksi, mereka adalah buah hati yang tumbuh kembangnya tergantung dari orangtuanya masing masing.
Bagaimana, sebagai orangtua sudah sepantasnya kita merencanakan yang terbiak buat buah hati kita bukan? Semoga artikel kosngosan kali ini bisa membuka pemikiran banyak orangtua zaman now untuk berbenah kembali. Bagikan tulisan ini untuk menyadarkan orangtua orangtua diluar sana ya.