5 Cara Meningkatkan UMKM di Masa Pandemi
Bagaimana cara meningkatkan umkm di masa pandemi seperti sekarang ini? Berbisnis yang keren memang ada di era milenial saat ini. Apa saja ada, mulai sebatas menekuni hobi dengan omset minim hingga level profesional dengan omset kakap. Dan salah satu yang menggerakkan perekonomian nasional ada pada industri usaha kecil menengah dengan segala produk turunannya. Terbukti ketika krisis moneter menimpa Indonesia, industri UKM dan sektor riil masih bertahan bahkan menjadi salah satu penopang perekonomian pada saat itu.
Selalu concern dengan pemberdayaan yang dinilai bisa merangsang pelaku UMKM untuk mandiri dalam meningkatkan omset penjualan. Dan kali ini saya akan mencoba menawakan beberapa ide dasar mengenai potensi pelapak newbie dalam menekuni usaha kecil menengah ini.
Kenapa justru newbie? Karena mereka adalah spesies yang terbilang polos dan masih belum mencicipi asam garam kegiatan wirausaha, namun sekali mereka fokus maka seringkali lebih gemilang dari para praktisi bisnis itu sendiri.
Pelapak milenial, seperti zaman ini cukup menggilai hal-hal yang berbau teknologi. Lalu sudah seberapa intens pemerintah dalam memberdayakan pelaku UMKM? Sejauh ini hanya memberikan bantuan permodalan menurut saya.
Tips UMKM memasuki Industri 4.0
Mungkin sebagian dari kalian masih belum menyadari bahwa kita sekarang ini sudah berada di era revolusi industri 4.0. Sebenarnya tanda-tanda revolusi industri 4.0 ini sudah mulai muncul sekitar tahun 2011, tujuh tahun yang lalu.
Apa saja tanda-tandanya? Yaitu dengan adanya peningkatan konektivitas, interaksi, dan batas antara manusia dengan mesin dan sumber daya lainnya yang semakin terpusat pada teknologi informasi dan komunikasi
Di era revolusi industri 4.0 ada banyak perubahan besar pada mekanisme bisnis mikro. Teknologi informasi dan komunikasi kini sangat penting dalam meningkatkan kualitas produksi, manajemen, pemasaran dan model promosi. Sehingga munculnya model bisnis baru yang berbasis digital diharapkan bisa memajukan industri ekonomi mikro nasional.
Sebenarnya tidak hanya dibidang UMKM saja, hampir semua bidang seperti ekonomi, industri, perdagangan, pendidikan, kesehatan, kelautan, peternakan dan lainnya sudah harus beralih menuju tahapan digitalisasi. Penggunaan aplikasi juga mulai menjadi trend.
Penggunaan paling dominan adalah penggunaan marketplace atau toko online. Kaum milenials disuguhi teknologi dalam genggaman berupa internet of things yang membuat kehidupan semakin mudah dan instan.
Baca juga : Cara Menghitung Modal Akhir bisnis UMKM
Cara Meningkatkan UMKM
Balik lagi ke solusi, saya kira pemerintah bisa berkolaborasi dengan para perguruan tinggi dalam mengembangkan program pemberdayaan UMKM di lingkungan akademik seperti yang sudah saya jabarkan beberapa idenya dibawah ini, semoga saja sang pemerintah dalam hal ini Kementrian Koperasi dan UMKM bisa mempertimbangkannya
1. Pelaku UMKM Goes to Campus
Kampus adalah sarangnya orang-orang berilmu yang kreatif. Mahasiswa milenial tentunya tahu tren bisnis kedepannya yang mengandalkan teknologi informasi. Tidak jarang beberapa kampus mengadakan mata kuliah dan seminar kewirausahaan dengan mengundang berbagai praktisi e-commerce atau internet marketing.
Walaupun sudah banyak mengadakan seminar enterpreneurship wara-wiri ke berbagai pelosok negeri, saya turut menyarankan pemerintah juga mengadakan seminar dan kepelatihan enterpreneur yang lebih intens untuk mahasiswa yang saat ini menjadi aset bangsa untuk menghadapi tantangan kemajuan industri 4.0 ini.
2. Penyediaan Fasilitas Virtual Office Bagi Pelaku UMKM
VO memang kerap kali di streotipe-kan dengan para pelaku startup bersama segudang teknologinya. Namun bagi pelaku UKM juga sebenarnya membutuhkan adanya fasilitas ruangan kerja profesional yang ditangani langsung oleh penyedia jasa khusus VO, namun dengan harga yang relatif terjangkau tentunya.
Mungkin kedepannya pemerintah bisa menyediakan fasilitas VO di kota besar sebagai sarana pemajuan UKM yang bergerak dibidang jasa atau bisa juga bekerjasama dengan perusahaan VO untuk untum memfasilitasi para pelapak.
Pelaku UKM ini bisa mendapatkan tempat strategis di tengah kota dengan beragam fasilitas dan manajemen yang mumpuni. Ini hanya sebatas ide bin saran.
3. Pelatihan Manajemen Produk Viral
Bagi pelaku UMKM senior, mungkin fokus terhadap satu atau dua komoditas produk adalah suatu keniscayaan. Karena ini juga menjadi salah satu aspek penilaian profesionalitas penjual dimata konsumen.
Akan tetapi tidak ada salahnya menekuni juga produk yang sedang viral untuk mem-boost omset penjualan. Maka dari itu mungkin pemerintah bisa mengadakan pelatihan kepada para pelapak mengenai manajemen penjualan produk viral ini, seperti juga cara memprediksi produk mana saja yang akan viral dimasa depan.
4. Pengadaan Database Bisnis untuk Kemitraan Koperasi
Pernah tidak kepikiran antar pelau umkm bisa saling terjalin silaturahim yang erat berkat adanya Komunitas se Indonesia? Mungkin ke depannya pemerintah juga harus meningkatkan kualitas interaksi antar pelaku umkm bukan hanya sebatas diskusi forum, tetapi juga adanya fitur database profil bisnis, kontak, alamat dan kategori produk.
Hal ini nantinya berguna bagi pelaku umkm lain melihat dan menggunakan database tersebut untuk mencari mitra bisnis mereka demi mengembangkan produk dan penjualannya. Penguatan jaringan pasar domestik untuk produk UMKM melalui anggota koperasi bisa digantikan dengan adanya database umkm ini.
5. Pengembangan Sistem Crowdfunding untuk Pendanaan UMKM
Penguatan infrastruktur pembiayaan bagi pelapak newbie memang menjadi salah satu upaya klasik dalam pemberdayaan pelaku UMKM.
Alternatif seperti sistem bagi hasil dana bergulir, sistem tanggung renteng atau jaminan dari tokoh masyarakat setempat sebagai pengganti agunan memang bisa menjadi solusi parsial yang dirasa cukup efektif.
Namun untuk jangka panjang diperlukan perluasan sumber pembiayaan, khususnya kredit investasi dan penyediaan pembiayaan melalui lembaga modal ventura dan lembaga non bank lainnya, terutama yang mendukung sektor UMKM.
Baca juga : Contoh usaha bidang makanan
Kata Penutup
Walaupun saat ini pemerintah juga memiliki produk finansial untuk permodalan UMKM, tidak ada salahnya melirik penambahan fitur sistem pembiayaan berbasis crowdfunding untuk memfasilitasi investor dengan pelaku umkm melalui kerjasama yang legal beserta jaminan dan fasilitas bantuan teknis lainnya agar mereka bisa mengembangkan bisnisnya masing masing.
Demikianlah beberapa ide pemberdayaan pelapak UMKM yang terbesit dipikiran saya. Walaupun hal tersebut mungkin tidak akan sepenuhnya terwujud namun paling tidak sudah bisa meramaikan ide dalam menghadapi industri 4.0 ini. Semua itu demi tumbuh kembangnya ekonomi mikro nasional.