Contoh Partisipasi Mahasiswa Dalam Politik dan Pemilu
Apa peran mahasiswa dalam politik dan pemilu di Indonesia? Mahasiswa sebagai agent of change sangat berpengaruh dalam kesehatan perpolitikan suatu negara. Karena mahasiswa dinilai sebagai salah satu bentuk representasi rakyat yang berani mengeluarkan aspirasinya ke jalanan.
Kali ini kosngosan membahas mengenai politik. Seberapa aktif Kontribusi Politik Mahasiswa di dalam pesta demokrasi pemilu yang akan digelar pada tahun tahun politik kali ini? Yuk simak pembahasannya dibawah ini.
Dalam beberapa bulan menuju tahun tahun tahun politik, akan banyak digelar pemilihan kepala daerah atau disingkat Pilkada serentak. Mahasiswa sebagai warga negara juga tentunya akan ikut merayakan pesta demokrasi 5 tahunan ini.
Atmosfir suasana kampanye mulai digalakkan oleh berbagai partisipan. Banyak partai politik yang memilih untuk mencalonkan kadernya, dan ada juga yang memberikan peluang kepada tokoh masyarakat yang sudah dikenal untuk dijadikan jagoan politiknya.
Nah, biasanya agenda jauh sebelum pemilu atau pilkada dilakukan akan banyak penggelaran pembentukan tim pemenangan, meresmikan posko pasangan atau launching komunitas, karena deklarasi ini dinilai penting untuk menggapi perhatian dan aspirasi masyarakat, khususnya mahasiswa sebagai kaum intelek.
Tak hanya itu itu lembaga riset pun ikut diuntungkan dan disibukkan kembali, karena para konsultan politik dan lembaga riset atau survei yang biasanya sepaket pun tidak tinggal diam untuk menerima tawaran atau sekedar melakukan pendekatan ke salah satu calon kandidat untuk mendapat kepercayaan dan garapan.
Mengingat jumlah besaran kuantitas dan kualitas dari mahasiswa tentu saja, perhelatan pemilu dan pilkada tahun ini dan tahun depan, akan menjadikan mahasiswa sebagai subjek politik yang empuk bagi para pemeran politik.
Tetapi yang terpenting dari semuanya itu adalah adanya partisipasi kritis dari kita sebagai mahasiswa (warga negara) secara lebih luas dan berkelanjutan.
Jadi, apa yang seharusnya kita lakukan untuk menghadapi tahun - tahun politik ini? Mari simak pembahasan kosngosan kali ini.
Kali ini kosngosan membahas mengenai politik. Seberapa aktif Kontribusi Politik Mahasiswa di dalam pesta demokrasi pemilu yang akan digelar pada tahun tahun politik kali ini? Yuk simak pembahasannya dibawah ini.
Dalam beberapa bulan menuju tahun tahun tahun politik, akan banyak digelar pemilihan kepala daerah atau disingkat Pilkada serentak. Mahasiswa sebagai warga negara juga tentunya akan ikut merayakan pesta demokrasi 5 tahunan ini.
Atmosfir suasana kampanye mulai digalakkan oleh berbagai partisipan. Banyak partai politik yang memilih untuk mencalonkan kadernya, dan ada juga yang memberikan peluang kepada tokoh masyarakat yang sudah dikenal untuk dijadikan jagoan politiknya.
Nah, biasanya agenda jauh sebelum pemilu atau pilkada dilakukan akan banyak penggelaran pembentukan tim pemenangan, meresmikan posko pasangan atau launching komunitas, karena deklarasi ini dinilai penting untuk menggapi perhatian dan aspirasi masyarakat, khususnya mahasiswa sebagai kaum intelek.
Tak hanya itu itu lembaga riset pun ikut diuntungkan dan disibukkan kembali, karena para konsultan politik dan lembaga riset atau survei yang biasanya sepaket pun tidak tinggal diam untuk menerima tawaran atau sekedar melakukan pendekatan ke salah satu calon kandidat untuk mendapat kepercayaan dan garapan.
Contoh Partisipasi Mahasiswa dalam Pemilu
Mengingat jumlah besaran kuantitas dan kualitas dari mahasiswa tentu saja, perhelatan pemilu dan pilkada tahun ini dan tahun depan, akan menjadikan mahasiswa sebagai subjek politik yang empuk bagi para pemeran politik.
Tetapi yang terpenting dari semuanya itu adalah adanya partisipasi kritis dari kita sebagai mahasiswa (warga negara) secara lebih luas dan berkelanjutan.
Jadi, apa yang seharusnya kita lakukan untuk menghadapi tahun - tahun politik ini? Mari simak pembahasan kosngosan kali ini.
Baca juga : Contoh Organisasi Luar Kampus Untuk Mahasiswa
Partisipasi disini tidak ditunggangi oleh kepentingan politik suatu golongan, namun lebih mengedepankan aspek kemaslahatan masyarakat secara umum sesuai kebutuhan dan tuntutan apa yang paling urgent bagi masyarakat.
Maka, oleh karena itu, mahasiswa bisa mengambil peran dalam Pilkada kali ini untuk mensistemasi dan menorganisir para pemilih untuk menjadi cerdas, dan memperbesar peluang para pemilih untuk lebih dengan pemahaman melek politik.
Sehingga kegiatan kampanye dan sosialisasi yang dilakukan oleh para partisipan politik, bisa dikontrol dan dikawal oleh mahasiswa yang mensosialisasikan secara netral mengenai pemilihan yang jujur, bersih, adil dan terbuka.
Para mahasiswa dengan senantiasa akan tergantikan olehh generasi generasi setelahnya. Dan tugas kitalah hari ini sebagai mahasiswa, mengupayakan kaderisasi untuk mahasiswa selanjutnya.
Mahasiswa juga menjadi the guardian of value. Bekal ilmu dan pengetahuan yang didapat dari lembaga pendidikan, menjadi tugas kita untuk menjaga dan menjunjung tinggi prinsip berpancasila.
Daya kekuatan dan ilmu pengetahuan yang menjiwai mahasiswa, setidaknya berpotensi membawa pembaruan kehidupan sosial kearah yang lebih baik, yang akan diawali dari pemilihan kepala daerah tahun ini dan kepala negara pada tahun depan.
Untuk ikut berperan aktif dalam pemilu kali ini, kita mulai dari mengurus form (forrmulir) A5 ke KPUD setempat, bagi mahasiswa perantauan. Dengan begitu, jarak tidak akan membatasi kontribusi kita dalam hal berdemokrasi.
Karena tanpa peran serta dari mahasiswa, banyak hal yang akan terbengkalai, termasuk diantaranya sosialisasi politik itu sendiri. Tanpa peran mahasiswa, akan muncul sosok pemimpin yang lahir dari kaum pemilih non logis yang ditunggangi berbagai kepentingan yang justru merugikan para masyarakat.
Partisipasi Aktif dan Positif
Partisipasi disini maksudnya setiap rinci kegiatan mahasisaw yang bertujuan untuk membentuk serta mempengaruhi pengambilan keputusan politik atau kebijakan publik secara luas. Mahasiswa harus mampu mempengaruhi perumusan janji politik serta tanggung jawab untuk merealiasikan janji tersebut setelah pemilihan berakhir.Partisipasi disini tidak ditunggangi oleh kepentingan politik suatu golongan, namun lebih mengedepankan aspek kemaslahatan masyarakat secara umum sesuai kebutuhan dan tuntutan apa yang paling urgent bagi masyarakat.
Menjadi Pemilih Aktif
Mahasiswa dapat berperan aktif dalam mendorong teman atau circle mereka untuk mendaftar sebagai pemilih tetap di daerah. Mereka dapat membantu KPU dan bawaslu utuk berkampanye dalam hal pendaftaran pemilih di kampus, menyediakan informasi tentang prosedur pendaftaran, dan memberikan dukungan agar mahasiswa yang memenuhi syarat dapat mendaftar.
Debat dan Diskusi
Sebagai mahasiswa, bisa mengadakan kegiatan untuk debat dan diskusi bagi calon anggota legislatif, calon walikota/bupati, calon gubernur bahkan mengundang calon presiden. Mengorganisir debat dan diskusi di kampus tentang isu-isu politik dan platform kandidat dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang proses pemilu. Diskusi semacam ini dapat mendorong partisipasi yang lebih aktif dan informasi yang lebih baik.
Sosialisasi Pemilu yang Sehat
Kita semua sepakat bahwa pemilu atau pilkada telah menjadi wadah aspirasi politik warga negara, khususnya mahasiswa. Namun pada prakteknya, ada banyak kecurangan-kecurangan yang terjadi di tengah pesta demokrasi kita.Maka, oleh karena itu, mahasiswa bisa mengambil peran dalam Pilkada kali ini untuk mensistemasi dan menorganisir para pemilih untuk menjadi cerdas, dan memperbesar peluang para pemilih untuk lebih dengan pemahaman melek politik.
Sehingga kegiatan kampanye dan sosialisasi yang dilakukan oleh para partisipan politik, bisa dikontrol dan dikawal oleh mahasiswa yang mensosialisasikan secara netral mengenai pemilihan yang jujur, bersih, adil dan terbuka.
Menjadi Pengawal Pemilu
Mahasiswa merupakan the agent of change, yakni pembawa perubahan bagi dan untuk kehidupan masyarakat. Meski demikian, sepertinya sekarang sebutan itu mulai memudar ditengah erosi budaya dan perilaku-nya yang semakin memprihatinkan.Para mahasiswa dengan senantiasa akan tergantikan olehh generasi generasi setelahnya. Dan tugas kitalah hari ini sebagai mahasiswa, mengupayakan kaderisasi untuk mahasiswa selanjutnya.
Mahasiswa juga menjadi the guardian of value. Bekal ilmu dan pengetahuan yang didapat dari lembaga pendidikan, menjadi tugas kita untuk menjaga dan menjunjung tinggi prinsip berpancasila.
Daya kekuatan dan ilmu pengetahuan yang menjiwai mahasiswa, setidaknya berpotensi membawa pembaruan kehidupan sosial kearah yang lebih baik, yang akan diawali dari pemilihan kepala daerah tahun ini dan kepala negara pada tahun depan.
Untuk ikut berperan aktif dalam pemilu kali ini, kita mulai dari mengurus form (forrmulir) A5 ke KPUD setempat, bagi mahasiswa perantauan. Dengan begitu, jarak tidak akan membatasi kontribusi kita dalam hal berdemokrasi.
Karena tanpa peran serta dari mahasiswa, banyak hal yang akan terbengkalai, termasuk diantaranya sosialisasi politik itu sendiri. Tanpa peran mahasiswa, akan muncul sosok pemimpin yang lahir dari kaum pemilih non logis yang ditunggangi berbagai kepentingan yang justru merugikan para masyarakat.
Kesimpulan
Pada akhirnya, ikut serta dalam pemilihan (pilkada) kali ini jelas memberikan keuntungan seperti suara kaum mahasiswa dan perantau bisa tersalurkan.Kedua menjadi pembuka jalan bagi perbaikan gerbong berdemokrasi, karena kita semua punya hak yang sama untuk menyalurkan suara kita kepada siapa yang kita nilai layak dalam menjadi pemimpin bagi daerah dan negeri ini.
Demikian artikel opini mengenai Partisipasi Politik Mahasiswa Dalam Pemilu Pilkada kali ini. Semoga dapat bermanfaat. Bagi kalian yang ingin berbagi, silahkan share artikel ini di sosial media dan berikan pendapat mengentai tulisan ini di kotak komentar dibawah, terimakasih.
Demikian artikel opini mengenai Partisipasi Politik Mahasiswa Dalam Pemilu Pilkada kali ini. Semoga dapat bermanfaat. Bagi kalian yang ingin berbagi, silahkan share artikel ini di sosial media dan berikan pendapat mengentai tulisan ini di kotak komentar dibawah, terimakasih.